Pages

Sekilas Tentang Framework CodeIgniter (CI)


Apa sih Codeigniter itu? Codeigniter merupakan framework PHP yang diklaim memiliki eksekusi tercepat dibandingkan dengan framework lainnya. Codeigniter bersifat open source dan menggunakan model berbasis MVC (Model View Controller), yang merupakan model konsep modern framework yang digunakan saat ini.

Apa itu framework? Framework merupakan suatu kerangka kerja dalam aplikasi web yang didalamnya terdapat potongan-potongan program yang telah disusun (modul), sehingga programmer tidak perlu membuat kode dari nol.

Seperti yang telah disebutkan pada paragraf pertama, bahwa Codeigniter menggunakan model berbasis MVC (Model View Controller). Model View Controller merupakan alur kerja dari framework Codeigniter. Dengan konsep MVC ini, logika program dan layout berada terpisah, sehingga dapat memudahkan dalam proses pembuatan website, dimana programmer dan designer dapat mengerjakan masing-masing tugasnya secara fokus. Konsep model MVC ini juga dapat menuntun para pembuat program untuk membangun web secara terstruktur.

Model digunakan sebagai presentasi database. View digunakan sebagai suatu halaman khusus untuk menyajikan informasi kepada pengguna (user). Sedangkan, controller digunakan sebagai pengendali antara model dan view.

 

Beberapa tools dasar yang diperlukan untuk membuat website menggunakan CI, diantaranya:
1. Web Server, untuk mencoba menjalankan program.
2. Text Editor, untuk mengetikkan script program.
3. Server lokal (misalnya xampp)
4. Framework CodeIgniter, file utama dalam membuat website berbasis CI.

Framework CodeIgniter dapat di download di http://ellislab.com/codeigniter. Untuk menginstallnya, hanya perlu mengekstrak file .zip yang telah di download tadi ke folder server lokal. Disini saya menggunakan server lokal xampp, sehingga perlu diekstrak ke folder xampp/htdocs. Setelah itu, rename dengan nama yang diinginkan. Bila telah selesai, jalankan framework CI tersebut dengan cara mengetikkan localhost/nama CI yang tadi di-rename. Jika berhasil, maka akan tampil sebagai berikut.


Penyebab Utama Banjir di Jakarta


Di musim hujan seperti sekarang ini, tentunya tak jarang beberapa daerah di Jakarta yang mengalami kebanjiran. Apakah penyebab utamanya? Tentunya banyak yang menjawab bahwa penyebab utamanya adalah karena sampah. Namun, jawaban tersebut kurang tepat. Sampah memang bisa menjadi penyebab banjir, namun sampah bukanlah penyebab utamanya.

Menurut pengamat tata kota, Marco Kusuma Wijaya, permasalahan banjir di Jakarta bukan hanya karena sampah, tetapi juga struktur tanah yang semakin menurun. "Sampah bukan faktor utama, struktur tanah dan jenis tanah di Jakarta yang sulit menyerap air juga menjadi penyebab banjir di Jakarta," jelas Marco saat meninjau pintu air Manggarai, Jakarta. Marco juga menjelaskan, tanah di Jakarta mengandung lempung sehingga sulit menyerap air. "Posisi tanah Jakarta sudah berada di bawah ketinggian air," papar Marco.

Berdasarkan catatan geologi, batuan di wilayah Jakarta tergolong masih muda, sehingga kalau dibebani berbagai macam bangunan di atasnya akan mengalami penurunan. Dalam sejarah geologi tanah di wilayah Jakarta dibentuk dari proses endapan marina, yaitu endapan pasir yang terbentuk selama berjuta-juta tahun yang menumpuk di atas tanjung dan teluk. Penumpukan itu lama kelamaan membentuk seperti sebuah delta. Karena itu Jakarta bisa juga disebut sebagai Kota Delta atau Kota Pantai. Struktur tanah yang ada tersusun dari batuan muda inilah yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penurunan tanah di Jakarta.

Menurut catatan Dinas PU DKI Jakarta, beberapa daerah yang mengalami penurunan, antara lain, daerah Thamrin, Sarinah, kawasan sekitar Jalan Haji Agus Salim, Jalan Wahid Hasyim, Jalan Sunda, Jalan Jaksa, Jalan Cemara dan daerah Menteng.

Penyebab utama lainnya adalah karena Kota Jakarta dilintasi oleh aliran 13 sungai, antara lain Sungai Mookervart, Kali Angke, Kali Pesanggrahan, Kali Grogol, Kali Krukut, Kali Baru Barat, Kali Ciliwung, Kali Baru Timur, Kali Cipinang, Kali Buaran, Kali Sunter, Kali Kramat Jati, dan Kali Cakung. Beberapa sungai yang terletak di atas ketinggian kawasan sekitarnya adalah Kali Baru Barat dan Kali Baru Timur. Sungai-sungai ini tadinya merupakan saluran irigasi pertanian. Sedangkan kondisi saat ini kebanyakan lahan pertanian  diubah menjadi perumahan dan lain-lain. Akibatnya air secara otomatis berkumpul di kawasan cekungan di Jakarta Utara.

Selain itu, sedimentasi juga menjadi penyebab utama banjir di Jakarta. Sedimentasi yang sangat tinggi menyebabkan terjadi  pendangkalan sungai. Hal itu disebabkan lumpur-lumpur yang dibawa oleh ban mobil atau karena aktivitas warga yang lain menutupi beberapa saluran banjir. Sehingga saat terjadi banjir saluran-saluran banjir itu tidak dapat berfungsi dengan baik. Umumnya pendangkalan sungai-sungai terjadi dalam siklus 5 tahun hingga 10 tahunan. Lumpur yang masuk ke saluran sungai juga disebabkan oleh erosi yang mengalir dari kawasan puncak.


Referensi: