Di musim hujan seperti sekarang ini, tentunya tak jarang beberapa daerah di Jakarta yang mengalami kebanjiran. Apakah penyebab utamanya? Tentunya banyak yang menjawab bahwa penyebab utamanya adalah karena sampah. Namun, jawaban tersebut kurang tepat. Sampah memang bisa menjadi penyebab banjir, namun sampah bukanlah penyebab utamanya.
Menurut pengamat tata kota, Marco Kusuma Wijaya, permasalahan banjir di Jakarta bukan hanya karena sampah, tetapi juga struktur tanah yang semakin menurun. "Sampah bukan faktor utama, struktur tanah dan jenis tanah di Jakarta yang sulit menyerap air juga menjadi penyebab banjir di Jakarta," jelas Marco saat meninjau pintu air Manggarai, Jakarta. Marco juga menjelaskan, tanah di Jakarta mengandung lempung sehingga sulit menyerap air. "Posisi tanah Jakarta sudah berada di bawah ketinggian air," papar Marco.
Berdasarkan catatan geologi, batuan di wilayah Jakarta tergolong masih muda, sehingga kalau dibebani berbagai macam bangunan di atasnya akan mengalami penurunan. Dalam sejarah geologi tanah di wilayah Jakarta dibentuk dari proses endapan marina, yaitu endapan pasir yang terbentuk selama berjuta-juta tahun yang menumpuk di atas tanjung dan teluk. Penumpukan itu lama kelamaan membentuk seperti sebuah delta. Karena itu Jakarta bisa juga disebut sebagai Kota Delta atau Kota Pantai. Struktur tanah yang ada tersusun dari batuan muda inilah yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penurunan tanah di Jakarta.
Menurut catatan Dinas PU DKI Jakarta, beberapa daerah yang mengalami penurunan, antara lain, daerah Thamrin, Sarinah, kawasan sekitar Jalan Haji Agus Salim, Jalan Wahid Hasyim, Jalan Sunda, Jalan Jaksa, Jalan Cemara dan daerah Menteng.
Penyebab utama lainnya adalah karena Kota Jakarta dilintasi oleh aliran 13
sungai, antara lain Sungai Mookervart, Kali Angke, Kali Pesanggrahan,
Kali Grogol, Kali Krukut, Kali Baru Barat, Kali Ciliwung, Kali Baru
Timur, Kali Cipinang, Kali Buaran, Kali Sunter, Kali Kramat Jati, dan
Kali Cakung. Beberapa sungai yang terletak di atas ketinggian kawasan
sekitarnya adalah Kali Baru Barat dan Kali Baru Timur. Sungai-sungai ini
tadinya merupakan saluran irigasi pertanian. Sedangkan kondisi saat ini
kebanyakan lahan pertanian diubah menjadi perumahan dan lain-lain.
Akibatnya air secara otomatis berkumpul di kawasan cekungan di Jakarta
Utara.
Selain itu, sedimentasi juga menjadi penyebab utama banjir di Jakarta. Sedimentasi yang sangat tinggi menyebabkan terjadi pendangkalan sungai.
Hal itu disebabkan lumpur-lumpur yang dibawa oleh ban mobil atau karena
aktivitas warga yang lain menutupi beberapa saluran banjir. Sehingga
saat terjadi banjir saluran-saluran banjir itu tidak dapat berfungsi
dengan baik. Umumnya pendangkalan sungai-sungai terjadi dalam siklus 5
tahun hingga 10 tahunan. Lumpur yang masuk ke saluran sungai juga
disebabkan oleh erosi yang mengalir dari kawasan puncak.
Referensi:
0 comments :
Post a Comment